Perkembangan teknologi digital saat ini semakin masif, salah satunya adalah di bidang perbankan. Perbankan digital terus berevolusi dan melahirkan berbagai inovasi guna menjawab kebutuhan dan memenuhi gaya hidup masyarakat yang kini telah bertransformasi ke dalam bentuk digital.

Pandemi COVID-19 silam turut menjadi salah satu akselerator perkembangan perbankan di era digital. Dikutip dari CNBC, selama pandemi yang membuat aktivitas atau mobilitas dibatasi, masyarakat akhirnya beradaptasi dan bertransaksi menggunakan platform berbasis digital.

Sehingga, tren bank digital 2022 masih terus berlanjut meskipun pandemi sudah berangsur-angsur membaik. Perkembangan berkelanjutan ini dikarenakan adanya manfaat perbankan digital bagi nasabah yang terasa nyata, seperti kepraktisan, kemudahan, personalisasi, hingga keamanan. Hal ini memicu berbagai bank digital Indonesia saling berkompetisi melengkapi layanannya dengan berbagai inovasi. Hingga kini, daftar bank digital OJK semakin banyak pilihannya.

Pengertian Perbankan Digital

Layanan perbankan digital adalah sebuah kegiatan atau layanan perbankan yang sarananya menggunakan sistem elektronik atau digital melalui milik bank, milik calon nasabah, atau nasabah bank tersebut, yang semua prosesnya secara mandiri dan terotomasi.

Sedangkan menurut Forbes, digital banking adalah layanan dan produk yang dapat diakses oleh nasabah kapan dan di mana pun karena berbasis internet dan digital. Sementara istilah bank digital adalah bank yang menyediakan sarana dan pelayanan perbankan secara online maupun dengan jalur elektronik lainnya.

Perbankan digital dapat membantu kebutuhan nasabah untuk dapat mengakses layanan perbankan termasuk pembuatan rekening dan registrasi (onboarding), melakukan pembayaran, transaksi e-commerce, mengajukan pinjaman, investasi, hingga pengelolaan keuangan secara mudah, cepat, dimanapun dan kapanpun.

Dari segi keamanan, perbankan digital juga menghadapi tantangan yang ikut berevolusi dengan teknologinya. Bank konvensional mungkin lebih baik dari segi KYC (Know Your Customer), tetapi bank digital mampu lebih efisien dan dituntut memiliki sistem keamanan serta infrastruktur IT yang mumpuni untuk menjaga kerahasiaan data nasabah

Faktor Pendorong Perkembangan Perbankan Digital Indonesia

QR code perbankan digital

Berdasarkan Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan dari OJK pada tahun 2021 dan berdasarkan pemaparan Senior Executive Analyst of Digital Finance Innovation Group OJK, Moh Eka G., terdapat beberapa faktor pendorong mulai terjadinya perubahan layanan perbankan menuju digitalisasi, yaitu:

1. Ekspektasi Konsumen yang Berubah

Konsumen atau nasabah semakin berekspektasi tinggi terhadap layanan perbankan yang ingin mereka dapatkan. Hal ini berkaitan dengan semakin tingginya perkembangan teknologi informasi dan teknologi. Ekspektasi ini berkaitan dengan keamanan dari produk dan pelayanan serta kemudahannya.

2. Adanya Penetrasi Internet dan Perangkat Mobile

Adanya kenaikan jumlah pengguna internet setiap tahunnya selaras dengan adanya pertumbuhan dan inovasi pada bidang keuangan. Bahkan sudah ada 88 penyelenggara Inovasi Keuangan Digital hingga sekarang. Penggunaan perangkat mobile seperti ponsel, tablet, dan laptop juga terus berkembang.

3. Pertumbuhan Aplikasi Mobile

Saat ini pengembangan aplikasi atau platform mobile juga terus terjadi, sehingga mampu membuat transaksi perbankan meningkat. Hal ini juga membuat terjadinya transformasi pada jasa keuangan. Bukan hanya aplikasi-aplikasi digital banking, pemanfaatan platform non-finansial seperti ride-hailing, makanan, OTA (online travel agent), dan e-commerce juga mulai terintegrasi atau mulai menawarkan layanan keuangannya masing-masing

4. Model Bisnis Konvensional yang Ikut Go Digital

Kehadiran digital bank pada akhirnya membuat bisnis konvensional juga menyesuaikan pada bidang digital karena model ini lebih efektif dan efisien. Adanya perubahan ini bisa membuat jangkauan dan penetrasi bank bisa mencapai lebih banyak kategori masyarakat.

Baca juga:  Menilik Tren Pembayaran Digital di Indonesia dan Peran BRIAPI di Dalamnya

Manfaat Perbankan Digital

Melihat faktor-faktor pendukung mengenai perkembangan bank digital tersebut, maka manfaat yang akan Anda terima jika menggunakannya antara lain:

1. Akses Layanan Tanpa Batas

Karena seluruh layanan di bank digital dilakukan secara online, maka Anda dapat mengakses berbagai layanan keuangan dan perbankan kapanpun, 24 jam, dan dimanapun tanpa terikat dengan jam kerja bank.

Nasabah tidak lagi perlu mendatang kantor cabang bank untuk mengakses dan mengatur keuangan. Bahkan kini bank digital turut mendukung layanan offline di kantor cabang seperti hadirnya fitur Queue Management System.

2. Tarif yang Semakin Efisien

Hadirnya layanan perbankan secara digital juga mampu mengurangi biaya dan tarif yang dikenakan kepada nasabah. Hal ini disebabkan oleh mudahnya integrasi layanan perbankan digital dengan platform-platform lainnya melalui API (Application Programming Interface).

Salah satu contoh API adalah BRIAPI, layanan API milik BRI ini mampu mengintegrasikan produk dan layanan BRI ke berbagai platform pihak ketiga secara lebih cepat, pertukaran data lebih aman, dan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan metode Host-to-Host.

3. Ragam Fitur Beyond Banking

Melalui platform aplikasinya, pemain perbankan digital berlomba-lomba untuk mampu menghadirkan fitur-fitur yang mampu menjawab berbagai kebutuhan nasabah. Manfaat yang diberikan oleh fitur-fitur ini tidak lagi terbatas pada layanan perbankan saja, tapi juga beyond banking, menjangkau berbagai ekosistem.

Untuk menjawab kebutuhan nasabah akan layanan keuangan, misalnya, BRI menghadirkan kemudahan transfer dana melalui BRIVA, tarik tunai tanpa kartu, pembayaran menggunakan QRIS, hingga pembayaran tagihan dari berbagai biller seperti telepon, listrik, air, voucher game, dan sebagainya.

4. Keamanan

Keamanan selalu jadi prioritas tertinggi dalam penyediaan layanan perbankan digital. Kini, nomor pin bukan jadi pertahanan keamanan satu-satunya saat bertransaksi. Terdapat multi-factor authentication yang menjamin keamanan rekening, misalnya hadirnya otentikasi biometrik, dan OTP (one-time password).

Meski begitu, tantangan cybersecurity yang dihadapi perbankan digital juga ikut berevolusi, misalnya maraknya social engineering yang memanfaatkan ketidaktahuan dan keawaman masyarakat dengan literasi digital yang rendah. Karena itu, pertumbuhan perbankan digital juga perlu diikuti dengan edukasi dan usaha-usaha peningkatan literasi digital.

5. Kontrol Finansial dan Personalisasi

Layanan perbankan digital, baik melalui mobile banking maupun online banking, memungkinkan Anda untuk memiliki kontrol sepenuhnya atas transaksi dan keuangan Anda. Mulai dari tabungan, transfer, penarikan, pembayaran, hingga investasi dapat dilakukan secara real-time.

Selain itu, personalisasi juga jadi manfaat perbankan digital yang paling dirasakan. Nasabah bisa mengatur, mengakses, dan mendapatkan penawaran layanan perbankan yang paling sesuai dengan kebutuhannya. Beberapa bank digital juga memungkinkan nasabah untuk bisa mengatur keuangannya, misalnya dengan membagi ke dalam pos-pos tertentu.

Baca juga: Tren Pembayaran Digital di Indonesia dan Peran BRIAPI di Dalamnya

Contoh Layanan Perbankan Digital

Ada beragam layanan perbankan digital Indonesia, kami contohkan beberapa layanan milik Bank Rakyat Indonesia yang sejak tahun 2017 hingga sekarang terus mengembangkan produk digitalnya.

1. BRImo

Anda mungkin sudah tidak asing dengan BRImo karena keberadaannya sudah lama menemani para nasabah untuk lebih mudah mengakses layanan keuangan BRI. Hingga kini layanan ini masih terus akan berkembang untuk membuat nasabah semakin merasa terbantu.

Perannya sebagai mobile banking membuat BRImo semakin banyak dan sering diakses nasabah. BRI terus melakukan pengembangan agar BRImo dapat menjadi sebuah financial super app untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang finansialnya.

Beberapa contoh pengembangan BRImo adalah pembukaan rekening tanpa harus mengunjungi bank, tarik tunai uang tanpa menggunakan kartu, pengisian pulsa, serta top up dompet digital dan BRIZZI.

Selain pengembangan fitur, user experience juga menjadi pertimbangan. Misalnya, metode sidik jari dan pengenalan wajah saat mengakses BRImo untuk menjaga keamanan dengan praktis.

2. BRIAPI

BRIAPI (BRI Application Programming Interface) merupakan sebuah pengembangan layanan bank BRI yang berbasis open banking untuk mempercepat sekaligus menyederhanakan proses integrasi antara layanan dan produk BRI dengan bermacam aplikasi frontend pihak ketiga. 

BRIAPI menjadi gerbang kolaborasi dan integrasi layanan BRI dengan lebih banyak ekosistem digital dan non-digital di Indonesia. Berkat BRIAPI, layanan BRI tidak hanya tersedia di platform-platform BRI saja, tapi juga dapat diakses melalui platform lain.

Contohnya, Shopee untuk pembayaran melalui BRIVA (BRI Virtual Account), Klik24 untuk transaksi pembelian obat-obatan secara digital, hingga memudahkan pembayaran biaya penddidikan seperti di Universitas Sanata Dharma.

3. Ceria

Pada 2019, di tengah maraknya tren pinjaman digital oleh perusahaan fintech, BRI memimpin sebagai pionir penyedia pinjaman digital (digital lending platform) untuk transaksi e-commerce melalui Ceria

Ceria berfungsi sebagai digital credit card  yang menawarkan limit hingga Rp20 juta dengan tenor hingga 12 bulan untuk bertransaksi di berbagai platform mitra Ceria, seperti Tokopedia. Ceria menawarkan pinjaman yang aman, mudah, dan super cepat, yakni hanya membutuhkan waktu kurang dari 5 menit mulai dari pengajuan hingga pencairan.

Dengan sistem buy now pay later (BNPL), Ceria memberikan solusi akan kebutuhan, kecenderungan, dan kebiasaan kaum milenial dalam berbelanja dan membentuk credit history.

Tantangan Perbankan Digital

smartphone

Selain banyaknya peluang untuk bisa menjadi perbankan digital untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, ada juga tantangan yang menyertai. Tantangan tersebut dapat berasal dari internal maupun eksternal perbankan digital tersebut. Tantangan internal misalnya mengenai adanya perubahan kultur dan pola pikir dalam perusahaan..

Secara internal, pemain perbankan digital harus menyiapkan infrastruktur IT dan sistem cybersecurity yang mumpuni. Selain itu, dari segi pengembangan fitur dan layanan keuangan juga harus mampu menjawab kebutuhan nasabah yang terus berubah.

Sementara dari faktor eksternal, pengembangan layanan perbankan digital juga harus mempertimbangkan beragamnya tingkat literasi keuangan literasi digital, dan kemampuan adopsi digital dari target pasar. 

Penutup

Berdasarkan penjelasan mengenai perbankan digital tersebut dapat disimpulkan bahwa potensinya sangat besar dan bisa memberi banyak keuntungan bagi nasabah. Jika perusahaan Anda masih berbisnis secara konvensional, maka sudah saatnya untuk bergabung sebagai mitra BRIAPI agar bisa terus eksis di tengah era digital