Era disrupsi adalah masa di mana terjadi banyak perubahan. Yang terjadi di era ini, banyak pendatang baru membawa terobosan yang memiliki dampak kuat sehingga mengubah kebiasaan banyak orang.

Contohnya, ojek online yang menggeser eksistensi ojek pangkalan, media elektronik (e-paper) menggeser keberadaan media cetak, dan lain-lain.

Bagaimana dengan industri perbankan? Simak penjelasannya di bawah ini.

Pengertian Era Disrupsi

Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia, disrupsi adalah sesuatu yang terlepas dari tempat asalnya atau bisa juga interupsi atas proses atau kegiatan yang sudah terlaksana secara berkesinambungan.

Dari definisi disrupsi di atas, bisa didapat bahwa disrupsi adalah peristiwa yang di dalamnya terdapat serangkaian perubahan atau terobosan besar yang mendobrak tatanan lama dan menggantinya dengan yang baru.

Singkatnya, disrupsi adalah kondisi di mana ada gebrakan dengan sistem baru dan telah menggeser eksistensi sistem lama. Sistem dan perubahan di dalamnya ini menjadi bentuk untuk mengimbangi disrupsi.

Dalam bisnis, hal ini adalah tantangan karena menuntut bisnis harus melakukan inovasi secara berkala supaya bisnis tetap relevan dengan perkembangan zaman dan perkembangan teknologi juga demi mempertahankan eksistensinya.

Bahkan, perbankan pun terkena dampak dari perubahan ini. Agar tidak kalah dengan transformasi ini, diperlukan strategi yang tepat agar perusahaan bisa bersaing dan bertahan mengikuti zaman.

Baca juga: Pentingnya Digitalisasi UMKM di Tahun 2022

 

Ciri-Ciri Era Disrupsi

teknologi perbankan untuk pembayaran

Beberapa ciri dari era ini adalah:

1. Volatility

Volatilitas adalah kondisi di mana terjadi perubahan yang sangat cepat dari satu kejadian ke kejadian lain yang perubahannya sulit untuk ditebak dan pastinya tidak stabil. Perubahannya pun besar dan ke berbagai bidang.

Di beberapa kondisi, volatilitas ini bisa menjadi kondisi yang berbahaya atau mengancam bisnis. Namun, tidak selalu demikian. Untuk mengatasi hal ini, yang paling utama adalah perlu untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan bakat agar bisa menghadapi era digital dan berbagai tantangan yang muncul di kemudian hari.

Dalam bisnis misalnya, perubahan cara berbelanja sangatlah cepat berubah. Mulai dari beralih ke digital, marketplace yang semakin maju, hingga berbelanja melaui media sosial. BRI berhasil menghadapi hal ini lewat menyediakan BRIAPI untuk diintegrasikan menjadi sistem pembayaran di berbagai platform

2. Uncertainty

Secara harfiah, maknanya adalah ketidakpastian. Ciri disrupsi satu ini berarti serangkaian perubahan yang terjadi dan menyebabkan ketidakpastian karena kekurangan informasi yang spesifik.

3. Complexity

Kompleksitas di sini merujuk pada akumulasi komponen atau relasi antar komponen yang menjadi penyebab perubahan. Pada disrupsi, komponen-komponen yang berperan di sana serta keterhubungan antar komponennya sama-sama kompleks.

4. Ambiguity

Kata ambiguity atau ambiguitas berarti bahasa yang bisa membuat multitafsir antara satu orang dan lainnya. Ambiguitas dapat menyebabkan kesalahan pemahaman.

Dari keempat poin tersebut, ciri dari era disrupsi dapat disederhanakan sebagai VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity), sebuah kondisi yang menyebabkan terjadinya perubahan secara cepat dan polanya sulit untuk diterka.

 

Perjalanan Era Disrupsi di Indonesia

Secara umum, disrupsi bermakna sebagai perubahan fundamental. Namun, ketika era ini dihubungkan dengan kondisi ekonomi di Indonesia, era disrupsi bisa berarti sebagai masa di mana kegiatan yang sebelumnya bisa terlaksana secara pertemuan langsung, kini sudah berganti dengan digital.

Kehadiran sistem digital ini bermula dari hadirnya internet di Indonesia pada tahun 1990-an. Namun, masyarakat bisa bebas memanfaatkan internet pada tahun 2000-an. Sejak inilah, mulai bermunculan toko online atau bisnis daring. Dan dewasa ini, segala kegiatan online menjadi kebiasaan atau gaya hidup yang sulit masyarakat tinggalkan.

Secara global, revolusi industri 4.0 juga bagian dari disrupsi teknologi. Revolusi industri 4.0 ditandai automatisasi di berbagai bidang.

Era disrupsi adalah masa yang menguntungkan, tetapi juga sulit pemanfaatannya. Sebab orang bisa dengan mudah melakukan kegiatan melalui genggaman tangan (internet), tetapi belum tentu semua orang bisa beradaptasi dengan sistem digital ini.

Baca juga: Menilik Tren Pembayaran Digital di Indonesia dan Peran BRIAPI di Dalamnya

 

Peran BRI di Era Disrupsi

layanan briapi mendukung disrupsi teknologi

Agar dapat relevan dalam disrupsi teknologi, BRI terus berinovasi. Salah satu terobosannya adalah berupa transformasi digital untuk internal BRI dan untuk masyarakat. BRI melakukan perubahan digital dengan mengembangkan platform berbasis digital untuk produk dan layanannya. Dalam prosesnya, ada tiga tahapan yang BRI lakukan, yaitu

Digitizing Core

Pertama, digitizing core atau mendigitalisasikan layanan dan transaksi core banking. Contohnya, melakukan pengoptimalan pada jaringan existing, mengintegrasikan operasional yang sudah digital, juga mensimplifikasi dan standarisasi sistem. Produk terkait digitizing core, yakni BRImo, BRISpot, dan BRILink.

Digital Ecosystem

Kemudian, ada digital ecosystem. Ini adalah menciptakan lingkungan dalam menyajikan produk dan layanan melebihi core business. BRI membangun digital ecosystem sebagai wahana untuk terus tumbuh. Contohnya, teknologi blockchain, meluncurkan open banking untuk bisnis, memunculkan model bisnis baru, dan partnership dengan fintech dan mitra lainnya melalui BRIAPI.

New Value Proposition

BRI melahirkan berbagai new value proposition, contohnya lewat Ceria dan BRIBRAIN. Ceria adalah aplikasi untuk cicilan cepat, ringan, dan aman. Sementara itu, BRIBRAIN menjadi central hub AI untuk meningkatkan performa layanan BRI dari berbagai lini. Selain itu, BRI juga aktif berkolaborasi dan berinvestasi kepada financial technology maupun startup yang pertumbuhannya tinggi, lewat BRI Ventures.

 

Peran BRIAPI dalam Mendukung BRI di Era Disrupsi

BRIAPI adalah salah satu bentuk inisiatif perubahan digital perseroan milik BRI yang menyokong ekosistem open banking yang ada di Indonesia. BRIAPI turut membantu BRI dalam membentuk ekosistem digital dan lebih dekat dengan perusahaan serta konsumen secara digital.

Lewat BRIAPI, produk BRI sudah diintegrasikan kepada lebih dari 475 ekosistem digital perusahaan mitra. Mulai dari electronic commerce, financial technology, jasa transportasi berbasis online, teknologi kesehatan, hingga perusahaan nondigital seperti institusi pendidikan dan pemerintahan. Yang mana semuanya sudah menjadi bagian dari transformasi digital BRI.

Lewat integrasi dengan BRIAPI, bisnis mitra mengalami kenaikan volume transaksi. Sejak 2021, BRIAPI telah mencatat adanya 235,1 juta transaksi melalui produk-produk BRIAPI. Prestasi ini menjadi bentuk komitmen BRI untuk memberikan sebuah layanan perbankan berbentuk digital terbaik kepada seluruh nasabah.

 

Keunggulan BRIAPI

Keunggulan dari BRIAPI adalah sebagai berikut:

1. Sudah Dipakai oleh Lebih dari 700 Perusahaan Mitra

BRIAPI membantu menghubungkan layanan perbankan digital berupa transaksi antar bank atau dompet digital antara pengguna dengan produk BRI. Integrasi ini telah mempermudah banyak masyarakat dan juga pemilik bisnis. Hal ini karena BRI telah menjalin mitra dengan lebih dari 700 perusahaan mitra.

2. Efisien

BRIAPI dirilis pada tahun 2019. BRIAPI telah sukses menyederhanakan proses integrasi produk dan layanan bank BRI untuk beragam front-end application. Setelah integrasi, pengguna jadi mendapatkan berbagai kemudahan dan mengefisienkan beragam aktivitas sehari-hari, misalnya terkait pembayaran.

3. Lebih Murah

Integrasi dengan BRIAPI membutuhkan biaya yang lebih murah dibandingkan integrasi secara manual untuk proses transaksi. Selain itu, BRIAPI juga lebih hemat dibandingkan bila bisnis memilih melakukan payment process host-to-host.

4. Membuat Bisnis Bisa Customer-centric

Layanan BRIAPI fleksibel untuk dipilih dan diimplementasikan sesuai kebutuhan customer. Bisnis dapat memilih layanan apa saja yang dibutuhkan customer-nya dan layanan atau produk itulah yang perlu diintegrasikan dengan BRIAPI.

5. Keamanan Data

BRIAPI sudah tersertifikasi ISO 27001:2013 sehingga keamanan datanya saat terjadi pertukaran atau transaksi terjamin aman. Pemilik bisnis, partner, maupun konsumen, tidak perlu khawatir data mereka akan bocor ke pihak yang tidak berwenang.

 

Penutup

Meski era disrupsi ditandai dengan perubahan masif yang mendasar, cepat, dan tidak pasti. Nyatanya, BRIAPI sukses menghadapi masa ini dengan langkah transformasi digital Indonesia dalam ranah open banking. Integrasikan bisnis Anda dengan BRIAPI, untuk transaksi yang lebih mudah dalam era disrupsi teknologi.