News
Masa depan open banking di Indonesia diperkirakan akan semakin cerah. Ini karena open banking mengubah cara bertransaksi sekaligus membantu tata kelola keuangan bisnis. Selain itu, diresmikannya Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) oleh Bank Indonesia menjadi bukti keseriusan Indonesia dalam menggenjot percepatan open banking pembayaran.
Bukti lainnya dapat dilihat dari angka transaksi digital BRIAPI, platform open banking milik BRI. Hingga kuartal ke-IV 2021 lalu, ada 235 juta transaksi digital melalui BRIAPI yang menghasilkan sekitar US$ 12.5 miliar atau Rp182.8 triliun sales volume. Angka tersebut merupakan lonjakan sebesar 156,8% dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Artinya, BRIAPI sebagai penggerak open banking telah menyediakan akses ke layanan perbankan yang lebih nyaman, cepat, mudah, dan aman bagi bisnis dan nasabah.
Pengertian Open Banking
Open banking adalah sistem yang menyediakan akses data dan informasi keuangan nasabah melalui penggunaan Application Programming Interface (API) atau “antarmuka pemrograman aplikasi”. Open banking memudahkan nasabah untuk terhubung dengan bank dan melakukan transaksi, baik finansial maupun non-finansial.
Dengan open banking, nasabah lebih mudah mentransfer dana, membandingkan opsi pembayaran terbaik, serta menciptakan pengalaman perbankan yang mengesankan. Untuk itulah, salah satu aturan open banking dari Bank Indonesia adalah mewajibkan setiap bank untuk menerbitkan informasi yang akurat dan transparan.
Baca juga: Percepatan Digitalisasi Perbankan Melalui Adopsi Open Banking di 2022
Tren Open Banking
Riset kolaboratif antara PWC dan Open Data Institute mengemukakan bahwa open banking menciptakan potensi untuk mendisrupsi lanskap layanan finansial. Bahkan, Inggris yang dikenal sebagai pemimpin global di ranah perbankan telah memperkenalkan standar open banking sejak tahun 2016. Standar tersebut berfokus terhadap penggunaan data demi membantu masyarakat bertransaksi, menabung, meminjam, dan menginvestasikan uang mereka.
Nyatanya, keempat hal tersebut juga diusahakan oleh Bank Indonesia melalui peresmian Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) pada 16 Agustus 2021. SNAP adalah standar nasional yang ditetapkan Bank Indonesia atas seperangkat protokol dan instruksi terkait penggunaan API dalam transaksi pembayaran.
SNAP BI merupakan perwujudan nyata dari visi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 yang telah diresmikan sejak tahun 2019. Dalam visi tersebut, open banking menjadi satu dari lima pilar BSPI. Artinya, sebelum adanya pandemi COVID-19, BI sudah mendorong penggunaan open banking yang sangat vital untuk kolaborasi berkelanjutan dalam pengembangan industri.
Hingga akhir 2022 nanti, BI memperkirakan bahwa jumlah transaksi digital banking akan mencapai Rp48 kuadriliun yang memicu konsolidasi dalam industri terkait sistem pembayaran. Imbasnya, tingkat adopsi digital juga ikut menguat. Buktinya, di paruh pertama 2021 saja, ada 21 juta konsumen digital baru. Bahkan, 72 persen dari angka tersebut berasal dari daerah non-metro atau bukan kota besar.
Di sisi lain, Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bahwa open banking akan menjadi bagian penting reformasi digital di ranah perbankan. Apalagi, saat ini masyarakat lebih memilih transaksi digital dibanding konvensional. Perry melanjutkan, apabila bisnis tidak mengikuti perkembangan open banking, maka besar kemungkinan bisnis tersebut akan ketinggalan.
Baca juga: Pembayaran Virtual Account untuk Transaksi Digital yang Lebih Cepat dan Aman
Perkembangan Bisnis Digital di Indonesia
Ditetapkannya standar open banking dan terus bertumbuhnya nilai transaksi uang elektronik turut menstimulasi perkembangan startup di Indonesia. Bahkan, menurut laporan Startup Ranking per Mei 2022, Indonesia menempati urutan kelima negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia, yakni 2.375 startup. Indonesia hanya kalah dari Amerika Serikat, India, Inggris, dan Kanada—menjadikan kita sebagai nomor satu di Asia Tenggara.
Selain startup, perkembangan bisnis digital lainnya dapat dilihat pada UMKM. Menurut riset Google, Temasek & Bain Company tahun 2021, mayoritas pelaku UMKM telah melakukan digitalisasi UMKM. Bahkan, sebanyak 98% merchant digital telah menerima pembayaran digital. Ke depannya, pelaku UMKM akan mengoptimalkan pembayaran digital yang aman dan praktis.
Sebagai akselerator bisnis digital, BRI turut mendukung mitra-mitranya melalui open banking BRIAPI. BRIAPI telah menjangkau lebih dari 400 perusahaan mitra di seluruh Indonesia, baik perusahaan digital maupun non-digital. Beragam layanan BRIAPI seperti BRI Virtual Account (BRIVA), Fund Transfer, isi ulang kartu BRIZZI, serta API informasional yang dapat membantu tata kelola keuangan bisnis terbukti menciptakan ekosistem digital bagi mitra BRI.
Nama-nama besar perusahaan digital yang sudah terkoneksi dengan BRIAPI di antaranya adalah Shopee, Tokopedia, Gopay, OVO, LinkAja, Traveloka, DOKU dan Investree. BRIAPI juga merupakan platform Open API pertama di Indonesia yang telah memperoleh sertifikasi ISO:27001 dan PADSS (Payment Application Data Security Standard) untuk menjamin keamanan data pelanggan.
Sebagai open API terstandarisasi, BRIAPI berupaya mewujudkan visi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025, khususnya dalam menghadirkan sistem dengan transparansi data dan informasi keuangan yang aman dan terpercaya. Inisiatif digital ini menunjukkan usaha berkelanjutan dari BRI dalam meningkatkan inklusi keuangan di seluruh Indonesia.
Baca juga: Apa Itu API: Pengertian, Cara Kerja, hingga Manfaat API
Perkembangan Bisnis Berkat BRIAPI
Di bawah ini adalah bukti perkembangan bisnis dari perusahaan mitra BRI berkat penggunaan BRIAPI.
DOKU
DOKU adalah pionir perusahaan pembayaran berbasis teknologi di Indonesia. Sejak berdiri pada 2007, hanya satu masalah yang ingin diselesaikan DOKU: sistem pembayaran di Indonesia yang masih konvensional. Maka, DOKU berusaha menyediakan ekosistem pembayaran digital melalui payment gateway.
Akhirnya, DOKU mengintegrasikan BRIAPI sejak 2020 dengan BRIVA sebagai produk pertamanya. Kini, layanan BRIVA menjadi produk BRI dengan penggunaan paling besar bagi DOKU. Alasannya, BRIVA memberikan opsi pembayaran terbaik bagi merchant DOKU, khususnya mereka yang merupakan nasabah BRI.
Selain itu, DOKU juga memanfaatkan API informasional dari BRIAPI, yakni Informasi Mutasi dan Informasi Rekening. Tujuannya adalah untuk mengotomasi proses rekonsiliasi. Alhasil, kedua produk tersebut berhasil memangkas berbagai proses manual dalam rekonsiliasi pembayaran sehingga mempercepat alur kerja perusahaan.
“Visi kita harus sama, yakni membantu Indonesia menuju cashless society. It’s a strong vision and very hard to do, but not impossible. Kami yakin bisa menuju ke sana, dan salah satu caranya adalah dengan terus berkolaborasi bersama BRIAPI,” ucap Chief Innovation Officer DOKU Rudianto Thong.
Baca juga: Langkah Strategis BRI untuk Ciptakan Inklusi Finansial
Fiberconnect
PT. Bina Informatika Solusindo (Fiberconnect) adalah perusahaan penyedia jasa Internet Service Provider (ISP). Target konsumen Fiberconnect adalah daerah-daerah yang memiliki keterbatasan akses internet, seperti Madiun, Bengkulu, dan Cirebon. Sejak difasilitasi oleh Fiberconnect, pelanggan di daerah tersebut merasakan kemudahan jaringan internet.
Sayangnya, sebelum mereka mengintegrasikan BRIAPI, pelanggan yang ingin melakukan pembayaran tagihan harus datang langsung ke kantor Fiberconnect. Tentu saja, cara ini sangat tidak praktis apabila dibandingkan dengan metode pembayaran digital.
Sebagai jalan keluar, Fiberconnect mulai mengintegrasikan BRIAPI pada Februari 2022. Dengan layanan BRI Virtual Account (BRIVA), Informasi Mutasi, dan Informasi Rekening, Fiberconnect berhasil mendigitalisasikan sistem pembayaran mereka.
Suksesnya integrasi Fiberconnect-BRIAPI dapat dilihat dari 70% total pelanggan Fiberconnect yang kini telah menggunakan BRIVA sebagai metode pembayaran utama. Di samping itu, dua API informasional berhasil mempersingkat proses konfirmasi, verifikasi, dan rekonsiliasi pembayaran dari 30 menit menjadi 1 menit saja.
“Kami senang dengan layanan digital BRIAPI. Kami yakin, BRI akan selalu menemani Fiberconnect ke depannya dalam usaha ekspansi perusahaan. Tentunya, digitalisasi pembayaran melalui BRIAPI dapat membantu calon pelanggan untuk menggunakan jasa kami,” ujar General Manager Fiberconnect Alif Banura terkait peran BRIAPI di Fiberconnect.
Baca juga: Alat Pembayaran Non-Tunai: Pengertian, Jenis, hingga Manfaatnya
Dunex
PT. Dunia Express Transindo (Dunex) adalah perusahaan total logistic yang menyediakan berbagai servis logistik. Sebagai penyedia layanan logistik, Dunex sangat bergantung pada kinerja sumber daya manusianya. Salah satunya adalah sopir logistik.
Dunex perlu memberikan uang jalan untuk 1000 lebih sopir logistik mereka. Akan tetapi, pembagian uang jalan tersebut masih melalui transfer manual dan pembayaran secara tunai—tidak sejalan dengan visi transformasi digital perusahaan.
Akhirnya, Dunex mengintegrasikan dua layanan BRIAPI, Fund Transfer Internal dan Informasi Mutasi. Keduanya berperan penting dalam memudahkan pembayaran kepada sopir logistik. Hasilnya, Dunex mampu memangkas waktu transaksi dari 30 menit ke 10 menit. Mereka pun tidak perlu lagi melakukan input data transaksi secara manual berkat otomasi sistem dari BRIAPI.
“Harapan kami, setelah implementasi ini telah stabil dan berjalan lancar, kami dapat menerapkan BRIAPI untuk operasional transaksi perusahaan yang lain,” tutur Senior Finance Manager Dunex Johan Wie mengenai kinerja BRIAPI di perusahaannya.
DOKU, Fiberconnect, dan Dunex adalah tiga dari 400 lebih mitra BRIAPI. Ketiganya sukses memaksimalkan potensi BRIAPI dalam mengembangkan bisnis, terutama dari sisi finansial perusahaan. Anda pun bisa memulai kisah sukses bersama BRIAPI dengan mulai integrasi sekarang.
***