Mengenal Fiberconnect
PT. Bina Informatika Solusindo (Fiberconnect) adalah perusahaan penyedia jasa Internet Service Provider (ISP). Telah berdiri sejak tahun 2014, Fiberconnect memiliki visi untuk menjadi yang terdepan di industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Visi tersebut membuat Fiberconnect untuk fokus membumikan internet di Tanah Air.
Mereka menyadari bahwa saat ini, masyarakat semakin membutuhkan internet. Maka, sebagai penyedia jasa internet, Fiberconnect berusaha untuk menyediakannya, terutama di wilayah-wilayah yang belum memiliki akses internet yang baik.
Untuk mempermudah pembayaran pelanggan mereka, Fiberconnect mengintegrasikan BRIAPI sejak tahun 2022. Hasilnya, sebanyak 70% dari total pelanggan Fiberconnect kini menggunakan BRIVA sebagai metode pembayaran melalui virtual account.
Tantangan
Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) terus berupaya mengakselerasi pembangunan akses internet hingga ke pedesaan. Menurut Staf Ahli Menkominfo RI Prof. Henri Subiakto, sekitar 12.400 desa tidak bisa mengakses internet akibat belum tersedianya infrastruktur digital yang mumpuni.
Maka, Fiberconnect berusaha menjawab tantangan tersebut. Sebagai perusahaan penyedia jasa internet, mereka menjadikan konsumen di wilayah-wilayah yang masih membutuhkan akses internet sebagai target pasar utama.
Fiberconnect memiliki jaringan yang kuat di daerah-daerah yang menjadi targetnya, seperti Madiun, Cirebon, Bengkulu, hingga Bandung. Segmen pasar mereka di daerah tersebut adalah business-to-consumer (B2C) seperti bisnis ritel hingga masyarakat pada umumnya. Sehingga, tidak hanya mendulang pendapatan untuk perusahaan, Fiberconnect pun ikut mendorong proses transformasi digital dari level yang paling mikro.
“Jadi, ketika jaringan internet di daerah-daerah (yang menjadi target kami) belum ada, kami akan menyediakannya. Adanya program pemerintah seperti Internet Masuk Desa juga membuat kami semakin optimis bahwa akses internet memang diperuntukkan untuk semua kalangan, tanpa terkecuali,” ujar Alif Banura, General Manager Fiberconnect.
Alif memahami bahwa pelanggan Fiberconnect nyatanya juga merupakan nasabah setia BRI. Secara track record pembayaran, konsumen mereka lebih banyak menggunakan rekening BRI dibanding bank-bank lain untuk melakukan transaksi dengan Fiberconnect.
Sayangnya, pelanggan yang ingin melakukan pembayaran tagihan internet harus datang langsung ke kantor Fiberconnect. Tentunya, cara ini memerlukan waktu dan biaya lebih apabila dibandingkan dengan sistem pembayaran digital.
Dari sisi perusahaan, Fiberconnect juga masih perlu melakukan pengecekan mutasi dan konfirmasi pembayaran secara manual. Cara ini pun menghabiskan waktu yang cukup lama karena seluruh transaksi harus dicek satu per satu.
“Proses konfirmasi dan verifikasi pembayaran berlangsung hingga 30 menit per transaksi. Padahal, di saat yang sama, ada transaksi lain yang juga perlu diproses,” kata Udidah Putra, Programmer Fiberconnect.
Untuk menyelesaikan masalah ini, Fiberconnect mulai mengaplikasikan BRIAPI. Mereka yakin bahwa dengan mengintegrasikan BRIAPI, perusahaan bisa mendigitalisasikan sistem pembayaran dan memudahkan baik pelanggan maupun perusahaan.
Baca juga: Adopsi Sistem Pembayaran Digital untuk Rantai Logistik, Dunex Integrasikan BRIAPI
Solusi
Fiberconnect resmi terintegrasi dengan BRIAPI pada Februari 2022. Kolaborasi ini turut menandakan BRIAPI sebagai API bank pertama yang terintegrasi dengan Fiberconnect. Mereka langsung memanfaatkan tiga produk BRIAPI sekaligus, yakni BRI Virtual Account (BRIVA), Informasi Mutasi, dan Informasi Rekening. Ketiganya berperan dalam mendigitalisasi sistem pembayaran, khususnya antara Fiberconnect dengan pelanggan.
“Dengan adanya BRIAPI, kami mampu mendigitalisasikan sistem pembayaran. Yang sebelumnya harus melalui transfer manual, sekarang sudah bisa via mobile banking BRImo, dan ini benar-benar memudahkan pelanggan kami,” ujar Alif menekankan perubahan yang terjadi berkat integrasi Fiberconnect dengan BRIAPI.
Menurut Alif, semenjak integrasi tersebut, sebanyak 70% dari total pelanggan Fiberconnect kini menggunakan BRIVA sebagai instrumen pembayaran utama. Kenaikan tersebut dapat dikatakan signifikan, mengingat sebelumnya para pelanggan harus datang ke kantor hanya untuk membayar tagihan.
Tidak hanya kemudahan dari sisi pelanggan, BRIAPI nyatanya membantu proses rekonsiliasi pembayaran dari sisi perusahaan. Rekonsiliasi pembayaran adalah proses membandingkan laporan bank dengan catatan keuangan perusahaan untuk memastikan jumlahnya cocok atau sesuai antara satu sama lain.
Untuk perusahaan berskala besar, arus kas masuk dan keluar menjadi lebih beragam. Hal ini bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya kesalahan apabila dilakukan secara manual. Oleh karena itu, berbagai metode otomatis disarankan untuk meringankan proses rekonsiliasi.
“Di sinilah produk API BRI informasional (Informasi Mutasi dan Informasi Rekening) berperan. Setelah pelanggan melakukan pembayaran, sistem akan merekap semuanya secara otomatis. Rekonsiliasi pembayaran pun menjadi lebih mudah dan kami mampu mengurangi kesalahan perhitungan,” lanjut Alif.
Segala proses yang serba otomatis juga membuat Fiberconnect jauh lebih efisien dari segi waktu. Sebelumnya, mereka membutuhkan waktu hingga 30 menit untuk melakukan konfirmasi, verifikasi, hingga rekonsiliasi pembayaran untuk satu transaksi. Kini, seluruh proses tersebut hanya perlu 1 menit saja berkat otomasi dari BRIAPI.
Baca juga: Menilik Tren Pembayaran Digital di Indonesia dan Peran BRIAPI di Dalamnya
Proses Integrasi
Sebagai penanggung jawab utama dalam hal-hal teknis terkait integrasi, Udidah menjelaskan bahwa proses integrasi berjalan mudah dan mulus. Tidak ada halangan berarti dalam setiap tahapan integrasi.
“Integrasi (dengan BRIAPI) mudah dilakukan. Ini karena tim BRIAPI memberikan panduan integrasi dan dokumentasi API yang jelas sejak awal proses. Jika ada kendala, kami langsung mengkomunikasikannya dengan tim BRIAPI via Whatsapp Group. Respon mereka pun baik dan cepat,” tutur Udidah mengenai kesan dari keseluruhan proses integrasi.
Selain itu, ia turut menjelaskan bahwa tidak ditemukan masalah dari segi pengujian API (API testing) di API sandbox BRIAPI. Ini karena Fiberconnect telah berpengalaman dalam menggunakan sandbox serta ditambah oleh panduan yang jelas dari tim BRIAPI.
“Dapat kami simpulkan bahwa tidak ada kendala berarti dalam proses integrasi BRIAPI dengan Fiberconnect,” kata Udidah menerangkan.
Visi Bersama BRIAPI
Kini, Fiberconnect berupaya untuk terus mengoptimalkan API BRIVA, Informasi Mutasi, dan Informasi Rekening untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, yakni memberikan kemudahan bagi pelanggan terutama dari sistem pembayaran.
Namun, dengan kebutuhan perusahaan yang semakin bertambah, tidak menutup kemungkinan bahwa Fiberconnect akan mengobservasi produk-produk BRIAPI lain untuk dimanfaatkan. Selain itu, tersedianya platform pembayaran yang mudah dan praktis dari BRIAPI turut mendukung visi Fiberconnect untuk terus melakukan ekspansi bisnis ke wilayah lain seperti Purworejo, Sidoarjo, dan Banyuwangi.
“Apabila di daerah yang menjadi target ekspansi kami memiliki layanan pembayaran yang mudah, tentunya akan membantu Fiberconnect dalam melakukan pendekatan ke mereka.”
“Dalam konteks ini, BRI adalah yang terdepan. Karena kami tahu bahwa BRI adalah adalah bank nomor satu di tataran mikro,” ujar Alif menekankan pentingnya BRIAPI, terutama dalam memposisikan Fiberconnect sebagai penyedia akses internet bagi masyarakat di wilayah berkembang.
“Kami senang dengan layanan digital BRIAPI. Kami yakin, BRI akan selalu menemani Fiberconnect ke depannya dalam usaha ekspansi perusahaan. Tentunya, digitalisasi pembayaran melalui BRIAPI dapat membantu calon pelanggan untuk menggunakan jasa Fiberconnect,” tutur Alif mengakhiri.
***