Lembaga keuangan mikro (LKM) di Indonesia berfungsi membantu kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk lebih maju. LKM membantu para pengusaha menengah ke bawah dengan cara menyediakan layanan jasa perbankan. 

Lembaga keuangan mikro mempunyai peran yang cukup krusial bagi pengembangan UMKM. Ini karena LKM bisa membantu pengembangan usaha melalui layanan pinjaman dan pembiayaan modal. Selain itu, ada pula LKM yang menyediakan jasa konsultasi pengembangan bisnis hingga pengelolaan dana investasi atau tabungan.

Namun, apa definisi yang tepat untuk lembaga keuangan mikro?

Simak artikel berikut ini untuk mengetahui pengertian, jenis, dan peran lembaga keuangan mikro di Indonesia dan contoh LKM yang sudah go digital dengan memanfaatkan BRIAPI dari bank BRI.

Pengertian Lembaga Keuangan Mikro

Lembaga keuangan mikro adalah sebuah instansi yang bergerak di bidang keuangan dengan menawarkan layanan pengembangan bisnis atau pemberdayaan masyarakat. Definisi lembaga keuangan mikro di Indonesia tersebut sesuai dengan peraturan pemerintah perundang-undangan, yakni Undang-undang nomor 1 tahun 2013 dalam pasal 1 tentang LKM atau populer dengan sebutan UU LKM. UU tersebut juga mencantumkan bahwa dalam melaksanakan tugasnya, fokus LKM bukanlah mencari keuntungan, melainkan memberdayakan usaha masyarakat. 

Baca juga: Mengenal Framework Open API dalam Inisiatif Open Banking di Indonesia


Jenis-Jenis Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia

Statistik data lembaga keuangan mikro di Indonesia

Di Indonesia, lembaga keuangan mikro di Indonesia terbagi menjadi tiga kategori, yakni LKM formal, semi formal, dan informal.

Contoh lembaga keuangan mikro di Indonesia yang termasuk dalam kategori formal adalah instansi yang langsung diawasi secara langsung oleh Bank Indonesia (BI), seperti bank BRI.

Sementara itu, instansi finansial semi formal diatur oleh regulator perbankan dalam pendirian dan operasionalnya. Namun, untuk pengawasan dilakukan secara mandiri atau dari luar regulator perbankan. Contohnya seperti Perum Pegadaian.

Kategori terakhir adalah non formal, yaitu lembaga finansial sejenis yang tidak mempunyai kerangka atau dasar hukum yang cukup jelas. Contohnya adalah koperasi simpan pinjam.

Oleh karena itu, lembaga keuangan mikro di Indonesia juga memiliki peran yang cukup beragam. Salah satu peran yang diberikan adalah memberikan layanan bantuan kepada nasabah, baik masyarakat umum maupun pengusaha. Syarat utama bantuan tersebut adalah  badan usaha milik masyarakat yang terhitung berskala kecil atau mikro. Bentuk bantuan LKM bervariasi, seperti pinjaman, pembiayaan UMKM, dan pengelolaan simpanan.

Potensi Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia untuk Go Digital

sistem coding

Saat ini, persaingan pasar sangatlah ketat. Apalagi dalam era digital yang segalanya serba instan dan online,  berbagai usaha dan kelembagaan lembaga keuangan mikro di Indonesia yang sebelumnya beroperasional secara konvensional mau tidak mau harus beradaptasi di era digital agar tetap bertahan dan dapat bersaing dalam persaingan pasar.

Salah satu caranya adalah melalui kolaborasi dengan teknologi keuangan (fintech). 

Apabila melihat catatan jumlah LKM dari OJK yang mempunyai perizinan usaha dan kelembagaan, terhitung ada 228 LKM di Indonesia, dengan 146 LKM konvensional dan 82 LKM berdasarkan prinsip syariah.

Jumlah ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk menumbuhkan ekonomi dengan memperluas aksesibilitas pembiayaan bagi UMKM yang unbankable atau kesulitan mengakses fasilitas layanan keuangan (bank) dalam pengembangan dan keberlangsungan usaha.

Dengan bekerja sama dengan penyelenggara inovasi keuangan digital (IKD), bisnis dapat tumbuh dan berkembang serta bertahan di era disrupsi revolusi 4.0.

Sementara itu, OJK selaku regulator pada sektor jasa keuangan juga mendukung aksi go digital LKM dan UMKM melalui kerja sama dengan fintech. Bahkan, OJK juga mengadakan literasi digital guna meraih target inklusi.

Langkah ini bisa berguna untuk meningkatkan pemanfaatan layanan LKM. Sehingga, masyarakat bisa menjangkau layanan keuangan dengan mudah dan murah.

Melalui program ini, OJK berhasil mengkaji pengembangan ekosistem digital LKM, bahkan sudah berhasil memetakan seberapa jauh kesiapan LKM di tiap daerah untuk mengadaptasi teknologi informasi dalam operasionalnya.

Di sisi lain, LKM juga perlu untuk terus mengeksplorasi dan meningkatkan pemanfaatannya. Alhasil, semua pihak dapat menjangkau layanan keuangan yang semakin inklusif.

Baca juga: Apa Itu Open Banking: Panduan Perbankan Terbuka Terlengkap
 

Peran Open Banking BRIAPI untuk Optimalkan Ekosistem Digital Lembaga Keuangan Mikro

Sebuah platform digital bisa menjadi salah satu media dalam meningkatkan produktivitas LKM. Misalnya, sebagai tempat informasi sebuah produk, layanan marketing, hingga tempat memberikan layanan seperti open banking bagi LKM.

Memiliki tempat pelayanan secara digital tentunya akan mempermudah segala urusan LKM bahkan dalam urusan finansial. Salah satunya adalah dengan membuat open banking yang akan sangat membantu masyarakat dalam hal bertransaksi lewat LKM.

Salah satu produk yang bisa LKM gunakan adalah BRIAPI. BRIAPI (application programming interface dari BRI), bersifat terbuka untuk memudahkan integrasi antara aplikasi pihak ketiga dengan layanan perbankan BRI. BRIAPI juga bisa diimplementasikan di aplikasi LKM.

Hal ini membuat pelanggan bisa mengakses berbagai kemudahan transaksi langsung di aplikasi. Contohnya transfer antar bank atau sesama bank, mengecek saldo atau mutasi rekening, dan lain-lain.

Produk BRIAPI

BRIAPI memiliki dua produk utama, yakni yang berjenis transaksional dan informasional.

Dengan layanan transaksional ini, aplikasi pihak ketiga bisa dilengkapi sistem pembayaran langsung pada aplikasi tersebut. Contoh produk ini adalah BRI Direct Debit, BRIZZI, BRIVA, transfer antar bank atau sesama bank BRI, tarik tunai tanpa kartu, dan QRIS.

Di sisi lain, dengan layanan informasional, pengguna juga bisa memperoleh informasi lengkap tanpa harus keluar dari aplikasi. Contohnya adalah API informasi mutasi dan informasi rekening.

Kelebihan BRIAPI

Dengan menggunakan BRIAPI, Anda bisa meningkatkan fleksibilitas layanan, terkhusus dalam transaksi keuangan. Dampaknya, Anda makin siap berubah layanan ke digital yang mudah, cepat, dan praktis. BRIAPI bisa digunakan oleh siapa saja yang termasuk kategori pihak ketiga. Contoh pengembang dari perusahaan rintisan, pemerintah, hingga LKM.

Peran BRIAPI dalam membantu LKM go digital dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, BRIAPI membawa BRI sebagai lembaga keuangan yang ikut mengembangkan ekosistem digital lewat kontribusi open banking. Di sisi lain, BRIAPI juga dapat dipakai LKM lain sebagai support layanan, khususnya yang berhubungan dengan transaksi.

BRIAPI telah mendapat izin dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan) sebagai regulator jasa keuangan. BRIAPI juga dikembangkan dan diimplementasikan sesuai standar internasional, yakni ISO 27001.

BRI bukan hanya mengembangkan API, tetapi juga memiliki mindset untuk membantu partner dalam menghadapi tantangan bisnis era digital. Sehingga, Anda bisa lebih mudah lagi mengembangkan usaha melalui BRIAPI.

Penutup

Selain sebagai bagian dari strategi BRI digital, BRIAPI juga berperan dalam membantu lembaga keuangan mikro di Indonesia untuk bertransformasi ke digital bersama. Cara yang ditempuh adalah melalui pengembangan ekosistem digital yang berkualitas, mumpuni, dan aman. BRIAPI ikut membantu, lembaga keuangan mikro di Indonesia untuk memaksimalkan layanan mereka dan memudahkan masyarakat dalam memperoleh bantuan. Mari daftar sekarang untuk mulai mengintegrasikan BRIAPI di LKM maupun aplikasi yang Anda miliki.