Memasuki 2022, pandemi COVID-19 telah berlangsung selama dua tahun hingga berdampak pada perubahan pola aktivitas masyarakat, termasuk pada perubahan sistem pembayaran. Transaksi manual secara tatap muka di bank perlahan tergantikan oleh transaksi digital. 

Bahkan, Bank Indonesia (BI) menilai bahwa digitalisasi sistem pembayaran mampu menjadi faktor kunci untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional. Alasannya, penggunaan teknologi dan fasilitas pembayaran digital yang semakin masif mendukung kegiatan transaksi masyarakat di tengah pandemi. Hal ini pun berdampak pada nilai transaksi ekonomi dan keuangan digital di Indonesia yang terus mengalami peningkatan. 

Per Januari 2022, nilai transaksi digital banking meningkat hingga 62,82%, atau Rp4.314, triliun. Pertumbuhan juga datang dari transaksi QRIS, dengan peningkatan nominal transaksi QRIS mencapai 290% dan volume transaksi QRIS mencapai 326%. Artinya, saat ini Indonesia benar-benar sedang menuju ke arah ekosistem pembayaran digital yang lebih masif dan inklusif. 

Salah satu upaya digitalisasi sistem pembayaran tersebut adalah melalui layanan open banking. Open banking adalah pendekatan yang memungkinkan bank membuka data dan informasi keuangan nasabahnya kepada pihak ketiga melalui sistem Open API (Application Programming Interface). 

Ekosistem Open API memungkinkan bank untuk hadir lebih dekat dengan konsumen. Sehingga, konsumen akan merasakan kemudahan dalam mengakses layanan perbankan digital. BRI turut memberikan layanan open banking ini melalui BRIAPI. Layanan BRIAPI telah terbukti memudahkan integrasi antara layanan perbankan BRI dengan berbagai pihak ketiga seperti fintech, marketplace, hingga instansi pemerintah.

Baca juga: BRIAPI Sediakan Alat Pembayaran Non-Tunai Untuk UMKM
 

SNAP dan BI-FAST sebagai Langkah Percepatan Adopsi Transaksi Digital

SNAP dan BI-Fast dalam Ekosistem Open API

Sebagai salah satu pilar digital banking, BI telah mengatur garis-garis besar open banking melalui standardisasi Open API. Standar tersebut meliputi standar teknis, standar keamanan, dan standar governance. BI menggabungkan semuanya dalam satu standar yang dikenal dengan Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP). 

SNAP adalah standar Open API nasional yang ditetapkan BI atas seperangkat protokol dan instruksi yang berfungsi memfasilitasi interkoneksi aplikasi secara terbuka dalam pemrosesan transaksi pembayaran. Dengan SNAP, berbagai layanan transaksi di Indonesia akan disatukan dalam satu sistem: sistem open banking. Artinya, penerapan SNAP menjadi satu langkah percepatan adopsi transaksi digital bagi sistem pembayaran Indonesia.

BRI percaya bahwa bank yang mampu bertahan di masa depan adalah bank yang sarat akan pemanfaatan teknologi. Maka, sejalan dengan diberlakukannya SNAP, BRI siap untuk menjadi salah satu bagian penting dari masa depan sistem pembayaran melalui BRIAPI. Implementasi SNAP tentunya juga akan semakin mendorong percepatan BRI dalam melakukan kolaborasi digital dengan pihak ketiga sekaligus menekan biaya transaksi konsumen. 

Selain mulai menerapkan SNAP, inisiasi lain yang dilakukan BI untuk meningkatkan transaksi pembayaran digital adalah penerapan BI-FAST yang secara bertahap menggantikan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). BI-FAST adalah infrastruktur sistem pembayaran ritel nasional yang dapat memfasilitasi pembayaran ritel secara real-time dan tersedia setiap saat. 

Dengan BI-FAST, transfer antarbank menjadi lebih cepat, aman, serta dengan biaya transfer yang lebih murah. Per Februari 2022, ada 42 perbankan domestik yang telah menyediakan layanan BI-FAST, termasuk BRI. Bahkan, Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Indonesia Filianingsih Hendarta menyatakan bahwa transaksi melalui BI-FAST dapat mencapai 811 juta transaksi hingga akhir tahun ini. 

Baca juga: 7 Manfaat API Bank bagi Pebisnis dan Developer
 

BRIAPI, Layanan Open API dari BRI

Logo BRIAPI

Melalui BRIAPI, BRI juga menyediakan kemudahan transaksi bisnis secara digital. Pelaku bisnis dapat melengkapi sistem pembayaran pada bisnisnya dengan mengintegrasikan API transaksional maupun informasional. 

Beragam produk transaksional BRIAPI seperti BRI Direct Debit, BRIVA, BRIZZI, hingga Transfer Antar Rekening BRI maupun Bank Lain memberikan kemudahan akses bagi konsumen Anda untuk melakukan transaksi dan pembayaran. Sementara itu, produk informasional seperti Informasi Mutasi dan Informasi Rekening memudahkan Anda untuk memantau cashflow bisnis secara real-time. 

BRIAPI pun telah terjamin keamanannya karena sudah tersertifikasi ISO 27001. Sertifikasi ISO 27001 ini menunjukkan bahwa BRIAPI memelihara sistem manajemen keamanan informasi dengan baik, yang meliputi clarity (kejelasan alur operasional), agility (proses pengajuan yang cepat), safety (keamanan), compliance (kepatuhan terhadap sistem yang berlaku), risk management (manajemen risiko), dan reputation (minimalisasi potensi fraud yang berpengaruh terhadap reputasi perusahaan).

Hasilnya, sepanjang 2021 lalu, sales volume BRIAPI sukses meroket hingga 305,8% dibanding tahun sebelumnya, atau mencapai Rp174,5 triliun. Triple digit growth ini dicapai karena meningkatnya jumlah transaksi yang dilakukan melalui BRIAPI. Hingga kuartal ke-IV 2021, lebih dari 226 juta transaksi terjadi melalui BRIAPI, melonjak 156,8% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Di tahun yang sama, BRIAPI mampu menjangkau lebih dari 386 perusahaan mitra di seluruh Indonesia, baik perusahaan digital seperti e-commerce, fintech, ride hailing, API enabler, health tech, hingga perusahaan non-digital seperti institusi pendidikan dan lembaga pemerintahan. Angka ini pun diprediksi akan terus bertumbuh ke depannya, mengingat kebutuhan akan digitalisasi pembayaran di berbagai lini semakin dibutuhkan. 

Maka, dengan menggunakan layanan open banking BRIAPI, Anda bisa menjadikan aktivitas perbankan lebih cepat, praktis, modern, aman, dan dapat diandalkan. Seluruh upaya digitalisasi perbankan ini memungkinkan BRI untuk mewujudkan visi besarnya: mendorong inklusi keuangan bagi masyarakat Indonesia.