News
Sistem pembayaran terus berevolusi dari waktu ke waktu, diikuti dengan evolusi alat pembayaran. Alat pembayaran yang dahulu berupa tunai (cash-based) berevolusi ke alat pembayaran non-tunai berbasis kertas (paper-based) dan berbasis kartu (card-based).
Bahkan, kala pandemi Covid-19 menyerang, penggunaan alat pembayaran virtual seperti transfer dana elektronik dan virtual account justru semakin meningkat. Riset MarkPlus Insight melaporkan bahwa peningkatan tersebut disebabkan aktivitas belanja konsumen yang kian bergeser ke online shopping.
Hal ini pun sesuai dengan laporan Bank Indonesia yang memprediksi bahwa transaksi e-commerce Indonesia akan menyentuh Rp 403 triliun pada 2021, tumbuh 51,6% dari tahun sebelumnya. Sejalan dengan perkembangan transaksi e-commerce, transaksi digital banking pada 2021 juga diproyeksikan tumbuh 46,1% (yoy) menjadi Rp 40 ribu triliun dan diperkirakan akan terus mengalami kenaikan di 2022.
Perubahan sistem serta alat pembayaran menuntut semua pemain di sektor ekonomi dan bisnis untuk turut berevolusi dan lebih fleksibel dalam menyediakan opsi pembayaran, tidak terkecuali bagi para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).
Manfaat Alat Pembayaran Non-Tunai Bagi UMKM
Secara umum, menggunakan alat pembayaran non-tunai memberikan berbagai manfaat bagi UMKM, seperti:
- Pengalaman transaksi yang menyenangkan
Kepuasan pelanggan berkat mudahnya bertransaksi menjadi poin paling penting dalam menggunakan alat pembayaran non-tunai. Hal ini menjadi salah satu kunci sukses sebuah bisnis, terlepas dari besar kecilnya skala bisnis tersebut.
Sebagai pelaku bisnis UMKM, tentunya Anda ingin pelanggan mendapatkan pengalaman yang menyenangkan hingga datang kembali untuk berbisnis dengan Anda.
- Transaksi yang lebih cepat
Menggunakan pembayaran alat non-tunai seperti kartu pada mesin EDC (Electronic Data Capture), e-wallet, dan e-money dapat mempersingkat waktu transaksi pelanggan bisnis UMKM.
Dengan waktu transaksi yang lebih cepat, antrean pembayaran menjadi lebih pendek, biaya layanan dapat dipangkas, dan pembagian kerja karyawan menjadi lebih efisien. Kemudahan ini juga dapat memberikan kenyamanan bagi para pelanggan bisnis UMKM.
- Pencatatan transaksi lebih mudah
Dengan menggunakan alat pembayaran non-tunai, pencatatan transaksi yang semula bersifat non-digital dapat menjadi digital. Semua transaksi akan terekam secara otomatis di dalam sistem, meliputi tanggal dan waktu transaksi, jenis produk atau layanan, jumlah modal yang dikeluarkan, serta jumlah pembayaran dari pelanggan.
Catatan transaksi yang lengkap juga memudahkan pelaku bisnis UMKM dalam membuat laporan keuangan. Hal itu membuat pengelolaan keuangan bisnis UMKM lebih mudah dilakukan.
- Data permintaan pelanggan yang akurat
Seperti yang telah disebutkan di poin sebelumnya, semua transaksi oleh alat pembayaran non-tunai terekam secara otomatis dan lengkap dalam sistem.
Transaksi yang terekam dalam sistem memberikan informasi mengenai produk atau layanan apa yang paling diminati pelanggan. Informasi tersebut dapat digunakan pemilik bisnis UMKM untuk memprediksi jumlah stok produk atau layanan yang akan dibeli, disesuaikan dengan data permintaan pelanggan yang didapatkan.
Untuk mendapatkan empat manfaat di atas, Anda dapat menyediakan opsi pembayaran yang cepat dan praktis. Untuk melakukan itu, Anda bisa menambahkan alat pembayaran non-tunai untuk memberikan fleksibilitas bagi pelanggan Anda.
Jenis Alat Pembayaran Non-Tunai Untuk UMKM
Pemilik UMKM dapat memanfaatkan berbagai jenis alat pembayaran non-tunai, mulai dari yang berbasis kertas, berbasis kartu, hingga berbasis elektronik. Berikut ini merupakan alat-alat pembayaran non-tunai tersebut.
- Virtual Account
Virtual account adalah adalah alat pembayaran non-tunai berbentuk akun rekening virtual yang bersifat open payment (tidak memiliki jumlah tagihan yang pasti). Dalam setiap transaksi, setiap pelanggan akan memperoleh nomor ID berupa kombinasi angka atau angka-huruf yang unik. Untuk transaksi yang berbeda, nomor ID ini dapat berubah.
Bank BRI menyediakan akses pembayaran virtual account melalui BRI Virtual Account atau dikenal pula sebagai BRIVA. BRIVA mempermudah dan mempercepat aktivitas keuangan. Selain itu, Anda tidak perlu lagi melakukan konfirmasi pembayaran secara manual karena BRIVA akan memverifikasi setiap transaksi secara otomatis.
- E-banking (Electronic Banking)
E-banking meliputi 2 jenis, yaitu internet banking dan mobile banking. Alat pembayaran ini dapat digunakan di mana saja selama pengguna terhubung dengan internet.
Melalui e-banking pula, pemilik bisnis UMKM dapat memantau histori transaksi berupa mutasi rekening. Fungsi mutasi rekening adalah untuk melihat secara rinci transaksi apa saja yang pernah Anda lakukan.
Maka, dengan memanfaatkan API Informasi Mutasi dari BRIAPI, Anda dapat mengakses histori seluruh kegiatan perbankan badan usaha tanpa perlu keluar dari dasbor bisnis Anda.
- Kartu Debit
Kartu debit menjadi alat pembayaran non-tunai yang cukup populer. Berbagai macam sektor bisnis sudah menggunakan sistem pembayaran ini, begitu pula dengan bisnis UMKM.
Bank BRI turut mendukung kemudahan transaksi non tunai ini dengan fitur BRI Direct Debit. Pelanggan bisnis UMKM Anda cukup melakukan satu kali registrasi kartu, kemudian untuk transaksi berikutnya mereka cukup memasukan kode OTP (One Time Password) yang diterima.
- E-money (Electronic Money)
Mungkin sebagian dari kita menganggap kartu e-money hanya untuk pembayaran tol, commuter line, dan transportasi lainnya. Namun, sebenarnya kartu e-money bisa digunakan untuk pembayaran di toko dengan bantuan mesin EDC.
Ada banyak kartu e-money di Indonesia, salah satunya adalah BRIZZI dari Bank BRI. Dengan kartu BRIZZI, Anda bisa menerima pembayaran dari pelanggan bisnis UMKM Anda tanpa uang tunai.
Pemanfaatan alat pembayaran non-tunai masih akan terus berlanjut dan berkembang di Indonesia. Melalui layanan open API dari BRIAPI, Bank BRI mendukung penuh pelaku bisnis UMKM untuk mengimplementasikan semua alat pembayaran non-tunai. Mulai sekarang dan dapatkan seluruh manfaat dari BRIAPI.