Akhir-akhir ini, financial technology atau umum dikenal dengan sebutan FinTech sedang booming. Semakin tingginya kebutuhan pendanaan dari berbagai lapisan masyarakat menjadi salah satu alasan industri FinTech berkembang pesat dalam membuka akses keuangan seluas-luasnya. 

Berdasarkan data Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), saat ini terdapat sekitar 46,6 juta pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan 132 juta individu yang belum memiliki akses kredit. Padahal, kebutuhan pembiayaan masyarakat setiap tahunnya masih sangat tinggi, yakni mencapai Rp1.600 triliun per tahun. Oleh karena itu, adanya FinTech diharapkan mampu menjadi solusi kebutuhan pendanaan sekaligus sebagai penguat literasi keuangan masyarakat.
 

Apa Itu FinTech?

pemilik FinTech sedang melihat kinerja BRIAPI

Menurut Bank Indonesia (BI), FinTech adalah hasil gabungan antara jasa keuangan dengan teknologi. BI melanjutkan bahwa FinTech mampu mengubah model bisnis perusahaan dari konvensional menuju modern. 

Kehadiran FinTech dipicu oleh perubahan gaya hidup masyarakat yang serba cepat serta mengutamakan penggunaan teknologi informasi. Dengan FinTech, berbagai permasalahan finansial dapat diselesaikan. Misalnya, layanan FinTech dapat menjadi alat bantu pembayaran, membantu pelaksanaan investasi yang lebih efisien, hingga menyediakan pasar bagi pelaku usaha. 

Nyatanya, BI telah mengatur dasar hukum penyelenggaraan FinTech dalam tiga peraturan, yakni:

  • Peraturan Bank Indonesia No. 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran
  • Surat Edaran Bank Indonesia No. 18/22/DKSP perihal Penyelenggaraan Layanan Keuangan Digital
  • Peraturan Bank Indonesia No. 18/17/PBI/2016 tentang Uang Elektronik
     

Perkembangan FinTech di Indonesia

ilustrasi perkembangan FinTech di Indonesia

Sebenarnya, industri FinTech di Indonesia telah berkembang sejak tahun 2006. Laporan dari Indonesia Baik, platform di bawah naungan Kementerian Komunikasi dan Informatika, menyebutkan bahwa pengguna FinTech di tahun tersebut sebesar 7%. Angka tersebut kemudian melonjak menjadi 78% pada sepuluh tahun berikutnya.

Jumlah perusahaan FinTech juga ikut berkembang pesat. Apabila di tahun 2006 hanya ada enam perusahaan FinTech, maka hingga Mei 2022 jumlahnya telah mencapai 352 perusahaan. Mereka tergabung dalam satu komunitas FinTech bernama Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH). 

Berdasarkan laporan AFTECH, target pasar perusahaan FinTech didominasi oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sepanjang 2021 lalu, sebanyak 62% penyelenggara FinTech melayani UMKM. Bahkan, 42% perusahaan FinTech menyebutkan bahwa nilai transaksi dari UMKM mencapai lebih dari Rp80 miliar. 

Di samping itu, BI turut memprediksi bahwa hingga akhir 2022, jumlah transaksi digital banking akan mencapai Rp48 kuadriliun. Angka ini sudah termasuk transaksi yang dilakukan oleh FinTech di bidang sistem pembayaran. Artinya, FinTech berperan penting dalam mendorong inklusi keuangan Indonesia melalui layanan keuangan digital. 

Sejalan dengan visi inklusi keuangan pula, BRI turut mendukung perkembangan FinTech di Indonesia melalui BRIAPI, teknologi open banking dari BRI. Dengan mengintegrasikan BRIAPI, perusahaan FinTech dapat memiliki akses menuju layanan perbankan digital BRI seperti BRI Virtual Account (BRIVA), Direct Debit, hingga layanan informasional seperti Informasi Mutasi dan Informasi Rekening, bahkan tarik tunai tanpa kartu. Dengan begitu, BRIAPI telah memudahkan FinTech untuk menjangkau hingga lebih dari 170 juta nasabah BRI.
 

Jenis-jenis FinTech dan Peran BRIAPI di Dalamnya

Selain sistem pembayaran, nyatanya ada berbagai jenis FinTech lain yang tumbuh subur di Indonesia. Tentunya, jenis-jenis FinTech ini erat kaitannya dengan penyediaan layanan finansial sehingga BRIAPI turut berperan dalam perkembangannya. Berikut adalah lima jenis FinTech menurut OJK:

1. Crowdfunding

Crowdfunding adalah jenis FinTech yang berfokus pada penggalangan dana. Crowdfunding menjadi salah satu jenis FinTech yang populer di berbagai negara, termasuk Indonesia. Melalui platform crowdfunding, masyarakat dapat menggalang dana atau melakukan donasi untuk program tertentu. 

Salah satu contoh FinTech di model crowdfunding adalah KitaBisa.com. BRIAPI turut mendukung KitaBisa.com melalui kehadiran BRIVA sebagai salah satu metode donasi digital. Berkat BRIVA, pengguna Kitabisa.com dapat berdonasi dengan lebih mudah sekaligus aman.

2. Microfinancing

Microfinancing adalah FinTech yang menyediakan solusi finansial bagi masyarakat kelas menengah ke bawah berupa peminjaman dana. Ini karena biasanya, masyarakat di kelas tersebut tidak memiliki akses ke institusi perbankan. Sehingga, microfinancing hadir untuk menjembatani antara masyarakat sebagai peminjam dana dengan pemberi pinjaman. 

Untuk memenuhi kebutuhan operasional, lembaga-lembaga keuangan mikro membutuhkan sistem yang dapat menopang aktivitas finansial di tingkat mikro atau yang disebut sebagai core microbanking system. Salah satu penyedia core microbanking system ini adalah PT USSI.

Demi menciptakan sistem pembayaran digital bagi mitra lembaga keuangan mikro mereka, PT USSI mengintegrasikan layanan BRIVA melalui open banking BRIAPI. Dampaknya, mitra PT USSI mampu menghadirkan akses transaksi Virtual Account bagi mitranya sehingga masyarakat bisa melakukan transaksi dengan cepat, mudah, dan aman.

3. P2P Lending Service

P2P Lending Service adalah model FinTech berupa peminjaman uang kepada masyarakat. Dikenal pula sebagai pinjaman online (pinjol), P2P Lending Service awalnya hadir untuk mendanai bisnis UMKM. Seiring berjalannya waktu, layanan pinjol kini umum digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari. 

Keunggulan P2P Lending Service adalah proses peminjaman yang mudah dan cepat. Meskipun begitu, masih banyak perusahaan pinjol ilegal yang malah merugikan konsumen dengan mematok bunga besar. Maka, jika ingin menggunakan jasa P2P Lending Service, pastikan perusahaan tersebut sudah resmi terdaftar di OJK.

4. Market Comparison/Market Aggregator

Market Comparison atau Market Aggregator adalah jenis FinTech yang memungkinkan pengguna untuk membandingkan berbagai macam produk keuangan dari penyedia jasa keuangan. Mulai dari kartu kredit hingga asuransi, Market Aggregator memiliki koleksi data finansial yang dapat berfungsi sebagai perencana keuangan pengguna. 

5. Digital Payment System 

Digital Payment System adalah FinTech yang menyediakan layanan pembayaran digital untuk berbagai kebutuhan. Mulai dari pembayaran tagihan pulsa, listrik, kartu kredit, hingga pembelian barang secara online, layanan pembayaran digital sangat fleksibel dan praktis. 

Demi mendukung FinTech di bidang ini, BRIAPI turut menghadirkan layanan finansial bagi mitranya di bidang Digital Payment System. Di antaranya adalah kerja sama BRIAPI dengan ShopeePay, layanan pembayaran digital dari platform e-commerce nomor 1 di Indonesia, Shopee. ShopeePay mengintegrasikan berbagai API transaksional seperti BRIVA, Direct Debit, Transfer Antar Bank, hingga BRIZZI untuk memperkaya sistem pembayaran mereka. 

Ada pula DOKU, FinTech yang memiliki payment gateway sebagai layanan utama. Untuk menambah kanal pembayaran BRI, DOKU mengintegrasikan BRIVA dan BRI Direct Debit dari BRIAPI. Hasilnya, kolaborasi DOKU-BRIAPI membantu merchant DOKU dalam menerima lebih banyak pelanggan, khususnya nasabah di wilayah-wilayah pelosok yang hanya memiliki rekening BRI.
 

Dukungan BRIAPI untuk FinTech Indonesia

Logo BRIAPI

BRI selalu mendorong upaya percepatan digitalisasi layanan finansial demi terciptanya inklusi keuangan di Indonesia. Untuk itu, kerja sama antara BRI dengan perusahaan FinTech dibutuhkan untuk meningkatkan literasi keuangan hingga membangun ekosistem finansial digital bagi masyarakat.

Salah satu cara yang ditempuh BRI adalah melalui pemanfaatan teknologi open banking BRIAPI. Nyatanya, lebih dari 570 perusahaan mitra di seluruh Indonesia termasuk FinTech telah memanfaatkan BRIAPI. Nama-nama besar FinTech Indonesia sudah terintegrasi dengan BRIAPI, antara lain Shopee, Tokopedia, Gopay, OVO, Traveloka, hingga DOKU. BRIAPI juga merupakan platform Open API pertama di Indonesia yang telah memperoleh sertifikasi ISO:27001 dan PADSS (Payment Application Data Security Standard) demi menjamin keamanan data pelanggan.

Hasilnya, sinergi positif antara BRI bersama FinTech dalam menciptakan ekosistem digital memberikan catatan positif bagi BRI. Per Oktober 2021, terjadi kenaikan year-on-year sales volume untuk top up BRIZZI hingga 889% dan online acquiring sebesar 122% berkat FinTech yang mengoptimalkan BRIAPI. Ini adalah bukti nyata pemanfaatan produk-produk BRIAPI seperti BRIVA, BRI Direct Debit, hingga top up BRIZZI

Ke depannya, BRIAPI akan terus meningkatkan jumlah FinTech untuk berkolaborasi sekaligus menyesuaikan bentuk kerja sama dengan segmen pengguna FinTech. Ini menunjukkan usaha berkelanjutan BRI dalam meningkatkan inklusi keuangan. Mulai integrasi BRIAPI sekarang dan jadilah bagian dari ekosistem keuangan digital Indonesia.

***